Novel Jiwa yang Hilang Full Chapter Gratis

  • Sahabatberfikir
  • Feb 17, 2022

Novel Jiwa yang Hilang – Holla Readers! kita jumpa lagi di Sahabat Berfikir nih. Seperti biasa, kita akan membahas banyak keseruan keseruan dan banyak kejutam seputar novel yang hits hits nya sekarang. Kali ini kita akan membahas seputar Novel Jiwa yang Hilang.

Yuk simak artikel kami dari awal sampai akhir.

Deskripsi Novel Jiwa yang Hilang

Judul : Jiwa yang Hilang
Penulis : gleoriud
Penerbit : Dreame or Innovel
Genre: Romance
Bahasa: Indonesia

Sinopsis dan Cuplikan Singkat Novel Jiwa yang Hilang

” Aku akan lakukan apapun untuk bertanggung jawab, selain mendekam di penjara.” Kata sang wanita muda dengan bibir bergetar. Wanita tua yang sekarat itu membalas lemah, “Menikahlah dengan anakku! Takkan ada wanita manapun yang mau dengannya, dia telah cacat karena perbuatanmu.” Setelah itu, Wanita yang merupakan ibu dari korban yang bernama Wisnu itu berhenti bernafas.

Meninggalkan putranya yang masih belum sadar setelah dioperasi. Operasi patah tulang setelah tertabrak oleh gadis cantik itu. Bagaimana pernikahan mereka? Wanita bangsawan terpaksa menikah dengan pemuda miskin demi rasa tanggung jawab dan amanah terakhir.

BLURR…

Raras memacu mobilnya dengan kencang, dia bosan dengan semua penghianatan yang dilakukan Divo, tidak hanya sekali tunangannya itu menghianatinya, dia sudah memaafkan berulangkali, tapi untuk kali ini, sudah tidak bisa ditoleransi lagi, laki-laki itu menghamili sekretarisnya sendiri.

Sejauh ini Raras bertahan, demi sebuah kehormatan keluarga, tidak sedikit pun dia memberi tahu orang tuanya tentang keboborokan Divo, orang tua mereka sangat dekat karena sudah kenal dari zaman SMA dulu, pertunangan sudah diikrarkan dan pernikahan tinggal menunggu hari.

Baca Juga :

Baca Gratis Novel Menggoda Wanita Dewasa
Cara Baca Novel Ketika Istriku Minta Talak
Baca Full Episode Novel Black Horse

Raras memukul stirnya, dia sangat marah, bukan karena cemburu atau pun bersedih, sedikit pun tak ada cinta di hatinya untuk pria itu, tapi apa yang dilakukan pria ini sangat mencoreng reputasinya, apa kata dunia, seorang wanita berdarah biru sepertinya gagal menikah garagara tunangannya mengahamili wanita lain.

melajukan mobilnya semakin kencang, tidak peduli dengan umpatan pengguna jalan yang lain, yang dia butuhkan pelampiasan . kemarahannya, tebing yang tinggi dan rasa marah untuk bisa memanjatnya.

….

Raras butuh pelampiasan, kalau tidak, dia bisa saja menghabisi pria itu. Mobil Raras semakin tak terkendali,jalan yang dilewatinya bukan lagi jalan raya yang besar, hanya jalan beraspal yang membelah

persawahan, Raras tersenyum senang, tebing yang akan ditaklukkan sudah terlihat dari kejauhan, tidak sia sia dia mengikuti saran temannya untuk menemukan tempat ini.

Tiba-tiba Raras tidak siap dengan tikungan di depannya, dia sama sekali belum menguasai medan. Mobilnya menghantam pengguna jalan yang melaju berlawanan arah, bunyi decit mobil seiring dengan jerit panik warga yang melihat, mereka berhamburan keluar dari sawah,

mendekati pengguna motor yang sudah terpental jauh dari motornya.

Seorang wanita memakai pakaian lusuh dan kotor penuh lumpur mendekati dua korban yang pingsan.

“Ya, Allah, ini Wisnu dan Bu Parmi,” jerit seorang ibu-ibu histeris, yang lain berlari mencari bantuan, dua orang itu tak bergerak dengan bersimbah darah.

Raras menelan ludahnya susah payah, dia seakan tuli ketika kaca mobilnya diketuk tak sabaran dari luar. Raras gemetar, bukan ini pelampiasannya, bukan dengan cara menghabisi nyawa orang lain.

…..

“Keluar! atau kami akan membakar mobil ini,”

Raras memakai kaca mata hitamnya, membuka pintu mobil berlahan, keluar dengan menundukkan wajah, seseorang memukul punggungnya sangat kuat, dia merasa sakit.

“Dasar orang kaya, membawa mobil seenaknya di kampung orang.”

Seorang ibu-ibu menjambak rambut Raras. Raras meyakini beberapa helai rambutnya tercabut dari kulitnya.

“Hentikan itu!”

Seorang pria tua berkumis muncul dari balik kerumunan.

“Jangan main hakim sendiri! sekarang kita selamatkan dulu Wisnu dan Bu Parmi.”

Raras memucat, peluh dingin

“Sa… saya akan bertanggung jawab, saya berjanji.”

Sebagian orang menanggapi dengan sinis.

Cara Baca Mudah

Kamu bisa langsung baca dengan KLIK DISINI.

Akhir Kata

Terima kasih sudah baca ulasan kami, jangan lupa untuk mampir ke lapak kami di Sahabat Berfikir ya.

Sampai jumpa dan SEE U <3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *