Novel Pelakor Itu Pembantuku – Hallo hai kalian semua yang sedang baca ulasan artikel kami ini, semoga kalian bahagia terus ya. Seperti biasa nih, kita akan membahas banyak hal yang menyenangkan dan penuh dengan keseruan nih yang ada di dalam sebuah novel sederhana yang akan membawa kamu masuk ke dalam cerita serunya. Yang akan kita bahas kali ini adalah sebuah Novel Pelakor Itu Pembantuku ya.
Yuk langsung aja simak.
Deskripsi Novel Pelakor Itu Pembantuku
Judul: Pelakor Itu Pembantuku
Penulis: Helminawati Pandia
Penerbit: Noveltoon
Bahasa: Indonesia
Genre: Romansa
Sinopsis dan Cuplikan Novel Pelakor Itu Pembantuku
Gadis itu kubawa dari desa, rumahnya persis di samping rumah ibu. Saat aku hamil tua, aku butuh pembantu. Gadis itu menawarkan diri bahkan memelas ingin bekerja di rumahku.
Sungguh tidak pernah terbayang olehku, malapetaka mulai membayang. Dia yang kuanggap seperti adik kandung, ternyata menikam dari belakang.
Haruskah aku terisingkir dari rumahku sendiri? Haruskah aku yang pulang kampung dengan sorang bayi merah di pelukan?
Tidak! Aku akan pertahankan rumah tanggaku. Jika memang harus gagal, maka kupastikan kedua durjana itu akan hancur di tanganku.
Aku pasti bisa. bukan perempuan lemah yang hanya bisa pasrah saat miliknya dicuri. Aku tidak akan diam saat cinta dikhianati.
Kupastikan keduanya akan menangis darah.
BBLUUR.
“Bagaimana, Kak Mel? Sudah enakan?” Harum memijit betisku.
Gadis muda ini adalah pembantuku. Usianya kira-kira sembilan belas tahun. Sejak dua bulan lalu dia sudah ikut bersamaku. Saat itu aku bermaksud mencari pembantu karena kondisiku yang sedang hamil. Dia datang bersama ibunya menawarkan diri. Bahkan sangat memelas. Dengan alasan putrinya menganggur di kampung, Mak Uda memohon-mohon.
Baca Juga:
Novel Sederhana Cinta Full Chapter Gratis
Baca Novel Dikira Miskin Saat Pulang Kampung
“Lumayan, Alhamdulillah. Kamu pintar mijitnya, ” ucapku masih sedikit meringis.
Entah kenapa akhir-akhir ini kakiku sering keram. Kata dokter yang kutemui dua hari yang lalu, itu biasa dialami oleh seorang perempuan yang sedang hamil tua.
“Kak, kalau Kakak melahirkan nanti, Mak Tua ke sini, enggak?” tanya Harum lagi.
“Pastilah, tapi mungkin enggak bisa lama. Dia juga punya kesibukan di kampung. Kenapa, kau mau nitip sesuatu dari Mak Uda?” tanyaku.
Mak Tua adalah panggilannya untuk ibuku. Sedangkan Mak Uda adalah panggilanku untuk ibunya. Rumah orang tuaku di kampung bersebelahan dengan rumah ibunya.
………
“Enggak, cuma nanya aja. Memang lebih baik kalau dia gak usah lama-lama di sini,” cetusnya.
“Kenapa?” Aku kaget mendengar ucapannya.
“Kan, udah ada aku yang ngerawat Kakak.”
“Iya, sih,” sahutku menyimpan tanya.
Aku merasa ada sesuatu yang tersirat dari ucapannya. Naluriku mengatakan ada yang sengaja dia tutupi.
Sebenarnya kecurigaanku ini sudah sejak sebulan lalu. Sejak Harum sering bertingkah aneh. Kerap kudapati dia mematut diri di depan cermin hias saat membersihkan kamarku. Bahkan pernah kupergoki dia mencoba memakai gaun pemberian Mas Gilang suamiku.
Aku marah dan memintanya jangan pernah sembarangan memakai gaunku lagi. Sayangnya Mas Gilang malah membelanya. Dengan alasan sudah lama kepingin gaun seperti itu, pembantuku membela diri. Esoknya Mas Gilang membelikan gaun yang sama untuknya.
“Jangan kasar! Jangan buat dia tersinggung! Nanti kalau dia merajuk pulang kampung, gimana? Kita kehilangan pembantu, kita juga dicap gak bagus di mata orang kampung,” kata suamiku beralasan.
Aku menurut dan kembali memperlakukan dia dengan baik. Sampai malam harinya setelah kejadian itu, aku dapati Mas Gilang duduk berdua dengan Harum di meja makan. Aku tiba-tiba haus malam itu.
Cara Baca Mudah
Kalian bisa dengan mudah baca novel ini hanya dengan KLIK DISINI ya.
Akhir Kata
Sekian dan terima aksih sudah baca ulasan artikel kami dari awal sampai akhir ini ya. Jangan lupa untuk slalu mampir juga ke lapak kami yang tentunya hanya ada di Sahabat Berfikir untuk temukan lagi keseruan lainnya yang ga kalah seru ya.
Sampai jumpa ya kalian semua dan SEE U <3